Rabu, 08 Oktober 2014

By : Mateus MM MUSIK TRADISI SEBAGAI SALAH SATU IDENTITAS BUDAYA



By : Mateus MM      
 MUSIK TRADISI  SEBAGAI SALAH SATU IDENTITAS BUDAYA

SAMPE DAYAK  WARISAN MUTIARA BERDAWAI...
DI MANAKAH ENGKAU ?

Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan diri dengan menyampaikan sejuta rasa melalui nada dan irama.  Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan dapat disatukan.
Pada prakteknya, musikalitas seseorang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan  oleh faktor internal dan juga eskternal. 
Secara internal, musikalitas dipengaruhi oleh bakat dalam dirinya, sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan oleh kesukaan atau kegemaran dan lingkungan dimana orang itu tinggal.

Sebagai warga negara yang baik, saya sangat mencintai musik tradisi karena  musik tradisi merupakan salah satu wujud kearifan lokal yang perlu dipertahankan dan dilestarikan. 
Sikap ini sekaligus sebagai sebuah jawaban atas pertanyaan pada judul tulisan ini.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat ditemukan disetiap daerah suatu fenomena yang cukup menyedihkan.   Mengapa ? Karena generasi muda lebih banyak menkimati  konsep musik dari luar yang hingar binger ketimbang musik tradisi yang begitu banyak memberikan pesan moral ketimuran.

Kapan  alat musik “Sampe” mulai dikenal…..?

Terdapat sebuah mitos dalam tradisi masyarakat Dayak yang mengisahkan tentang asal-usul sampe atau sape'. Dikisahkan, dulu terdapat sebuah perahu yang memuat beberapa orang mengalami karam karena diterjang arus sungai. Dari semua penumpang yang ikut tenggelam bersama perahu itu, ternyata ada satu orang yang selamat dan terdampar di sebuah pulau kecil yang berada di tengah sungai besar itu. Dalam kondisi antara sadar dan tidak, orang yang selamat itu samar-samar mendengar suara berupa alunan musik petik yang begitu indah. 
Irama petikan yang terdengar dari dasar sungai tersebut membuat orang itu sadar karena semakin sering dia mendengar suara itu, dia merasa semakin dekat pula dengan sumber suara musik itu berasal. Dari sinilah orang itu kemudian merasa bahwa dia mendapat ilham dari leluhur hingga akhirnya dia bisa pulang ke rumah dengan selamat. Sekembalinya ke rumah, orang itu mencoba membuat alat musik yang telah menolongnya tersebut, dan setelah selesai, dia memainkannya sesuai dengan irama yang didengarnya sewaktu terdampar di pulau. Sejak itulah sampe mulai sering dimainkan dalam upacara - upacara adat atau dalam kehidupan sehari-hari dan kemudian menjadi alat musik khas suku Dayak yang masih dipertahankan hingga kini (http://kutaihulu.blogspot.com). 

Bermusik itu aktifitas mengolah rasa. Petikan dawai menghadirkan dentingan yang memecah kesunyian. Orang Dayak punya rasa bermusik yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa musik tradisional “sampe” yang hanya terdiri dari tiga dawai telah mengolah rasa dengan menempatkan konsep harmoni yang sangat menggetarkan  .

Hal inilah mendorong saya untuk mengenal lebih dekat mengenai alat musik “Sampe” dan pada akhirnya dapat  memainkan alat musik yang fenomenal itu.

“Sampe” adalah alat musik melodis artinya hanya digunakan untuk memainkan rangkaian nada mulai dari awal sampai berakhirnya sebuah lagu. Teknik memainkan alat musik “sampe” sangat  berbeda dengan cara memainkan melodi gitar, karena jari-jari tangan hanya pada satu senar yang sama dengan cara bergeser ke atas dan ke bawah. Para pemusik ketika memainkan sebuah lagu, hanya dengan perasaan atau viling saja.

Sebagai akhir dari postingan ini saya mengajak generasi muda Kaltim untuk mengambil bagian dalam proses pelestarian dan mengenal jati diri kita melalui budaya yang adalah warisan sejarah yang tak ternilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar